Tujuh Tahun Tak Tersentuh Perbaikan, Jalan Singkil–Gunung Meriah Makan Korban Jiwa

Newscyber.id l Singkil, 21 April 2025 – Jalan lintas yang menghubungkan Kota Subulussalam menuju Aceh Singkil, dengan jarak lebih dari 96 kilometer, kini berada dalam kondisi rusak parah. Kerusakan terparah terjadi dalam 3 hingga 4 tahun terakhir, dan hingga kini belum ada penanganan berarti. Kondisi jalan yang dipenuhi lubang ini menjadi ancaman serius bagi keselamatan pengendara.
Pantauan di lapangan menunjukkan lubang-lubang menganga tersebar di sepanjang ruas jalan, mulai dari perbatasan kota hingga Kecamatan Gunung Meriah. Warga mengaku prihatin dan resah. Djamil, warga Desa Suro Baru, mengungkapkan, "Kadang-kadang kita tidak sempat menghindar, lubangnya terlalu banyak. Bisa mencelakakan kita kalau tidak hati-hati."
Kondisi ini memperparah risiko tabrakan, terutama saat kendaraan roda dua dan empat saling berpapasan sambil menghindari lubang. Keadaan serupa juga terlihat di ruas jalur dua Kecamatan Gunung Meriah. Tidak sedikit kecelakaan yang terjadi berujung pada luka parah, bahkan merenggut nyawa.
Salah satu insiden tragis terjadi baru-baru ini di jalur Rimo–Singkil. Seorang pengendara sepeda motor dilaporkan meninggal dunia setelah terjatuh akibat menghantam lubang, sementara satu korban lainnya mengalami luka berat dan dirawat intensif di RSUD Aceh Singkil.
Kemarahan warga pun memuncak. Sebagai bentuk protes, mereka menanam pohon kelapa sawit di tengah jalan yang rusak. “Ini ibarat liang kubur bagi pengendara. Pemerintah seperti tak peduli,” ujar Rahman, salah satu warga yang kecewa.
Masyarakat berharap besar kepada kepemimpinan Bupati Aceh Singkil, H. Safriadi Oyon, SH dan Wakil Bupati H. Hamzah Sulaiman, SH, untuk segera mengambil tindakan nyata. Dukungan lebih dari 13.000 suara dalam Pilkada menjadi bukti kepercayaan rakyat, dan masyarakat kini menanti janji-janji perbaikan infrastruktur diwujudkan.
Kondisi jalan ke Kecamatan Singkohor, Kota Baharu, serta Danau Paris dilaporkan jauh lebih memprihatinkan. “Jalan ke tempat kami lebih parah dari jalur utama. Kami mohon perhatian,” kata Kobon Manik, warga Singkohor.
H. Berutu dari Danau Paris juga menyuarakan hal senada. Ia berharap ada langkah nyata, meski bertahap, agar akses antar kecamatan bisa pulih dan masyarakat merasa aman saat beraktivitas.
Permintaan warga ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintah daerah untuk segera bertindak. Jalan bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal nyawa.
(Ditulis oleh Ramli Manik)