Perang Gaza Memanas: Serangan Udara Terbaru Tingkatkan Korban Sipil
Perang Gaza kembali memanas. Serangan udara terbaru menewaskan puluhan warga sipil dan merusak infrastruktur penting. Simak laporan lengkap, kondisi kemanusiaan, serta respons internasional terkini.
NewsCyber.id — Gaza – 3 Desember 2025
Ketegangan kembali meningkat di Jalur Gaza setelah serangan udara terbaru pada Selasa malam menargetkan sejumlah kawasan pemukiman padat penduduk. Serangan tersebut memperburuk kondisi kemanusiaan dan menambah jumlah korban sipil yang terus meningkat sejak konflik kembali pecah dua bulan lalu.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 38 warga sipil meninggal dunia dan lebih dari 120 orang terluka, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Infrastruktur vital seperti sekolah, pusat evakuasi, dan fasilitas kesehatan dilaporkan mengalami kerusakan parah.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza menyebut situasi semakin kritis karena kapasitas rumah sakit kini tinggal 30%, sementara pasokan obat-obatan, listrik, dan air bersih hampir habis. “Ini adalah titik terburuk sejak awal perang,” ujarnya.
Respons Internasional Meningkat
PBB dan sejumlah negara besar menyerukan penghentian serangan demi melindungi warga sipil. Sekjen PBB menegaskan bahwa “perlindungan terhadap warga sipil adalah prioritas utama” dan meminta akses kemanusiaan dibuka tanpa hambatan.
Uni Eropa juga mengeluarkan pernyataan mengecam serangan terhadap area sipil, mendesak gencatan senjata segera dilakukan.
Di sisi lain, pemerintah Israel menyatakan operasi militer ditujukan untuk menghancurkan pusat komando kelompok bersenjata yang disebut bersembunyi di area permukiman.
Krisis Kemanusiaan Makin Parah
Lembaga internasional memperingatkan bahwa lebih dari 70% populasi Gaza kini mengungsi, dan risiko kelaparan meningkat akibat lumpuhnya distribusi logistik.
Konflik yang terus memanas dikhawatirkan memperluas dampak ke wilayah Timur Tengah lainnya, terutama setelah beberapa kelompok bersenjata di Lebanon dan Suriah melancarkan serangan solidaritas.
Situasi di Gaza hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dan diplomasi internasional masih berjalan lambat.
(Ragil)




