Media Tak Terdaftar di Aceh Singkil Buat Berita Opini Tanpa Bukti, Ada Apa?

Newscyber.id l Singkil, 25 Juni 2025 — Masyarakat Aceh Singkil tengah dihebohkan oleh pemberitaan dari sebuah media online yang tidak terdaftar secara resmi di wilayah Kabupaten Aceh Singkil. Media tersebut memuat berita opini yang mengangkat narasumber berinisial RM terkait dugaan kasus pemerasan yang melibatkan dua orang oknum wartawan.
Pasalnya, dalam pemberitaan tersebut tidak disertai bukti yang valid dan terkesan tendensius. Tidak hanya menyudutkan profesi wartawan secara umum, namun juga berpotensi menciptakan opini liar di tengah masyarakat. Hal ini menuai beragam respons dari berbagai pihak, khususnya dari kalangan insan pers dan organisasi wartawan di daerah tersebut.
Sejumlah tokoh dan praktisi media menilai, langkah media tersebut tidak mencerminkan prinsip jurnalisme yang berimbang dan bertanggung jawab. Terlebih, hingga saat ini belum ada laporan resmi ataupun klarifikasi dari pihak berwenang mengenai kebenaran dugaan tersebut.
“Kalau memang ada indikasi pemerasan, sampaikan ke aparat penegak hukum, bukan membuat pemberitaan opini tanpa dasar. Ini justru mencoreng etika jurnalistik,” tegas salah satu pengurus organisasi wartawan lokal.
Pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil pun turut angkat bicara. Mereka mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum jelas sumber dan legalitas medianya. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk lebih selektif dalam menyikapi pemberitaan yang tidak bersandar pada fakta.
Saat ini, awak media dan organisasi profesi di Aceh Singkil tengah menelusuri legalitas media bersangkutan serta motif di balik pemberitaan tersebut. Beberapa pihak menduga ada unsur tendensi tertentu yang ingin merusak citra pers lokal yang selama ini berupaya menjaga integritas.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya verifikasi media dan profesionalisme jurnalis dalam menyampaikan informasi. Di tengah era digital, publik diharapkan semakin cerdas memilah mana informasi yang faktual dan mana yang sekadar opini yang dibungkus narasi.
(Redaksi)