Warga Mengeluh Jalan Berlumpur di Mukti Lincir: Dua Pekan Diguyur Hujan, Akses Nyaris Lumpuh

Warga Mengeluh Jalan Berlumpur di Mukti Lincir: Dua Pekan Diguyur Hujan, Akses Nyaris Lumpuh
Aceh singkil

Aceh singkil

Newscyber.id l Aceh Singkil – Senin, 24 November 2025. Warga Desa Mukti Lincir, Kecamatan Kota Baharu, kembali menjerit akibat kondisi akses jalan utama yang semakin memprihatinkan. Sudah lebih dari dua pekan diguyur hujan, jalan berbatu dan tanah liat itu berubah menjadi lintasan licin dan berlumpur tebal, membuat aktivitas warga nyaris lumpuh total.

Warga yang hendak berangkat kerja, sekolah, berobat, hingga mengangkut hasil pertanian seperti tandan buah segar (TBS) sawit, acap kali terjebak di tengah jalan. Kendaraan roda dua maupun roda empat kerap tergelincir dan amblas di kubangan lumpur.

“Kondisi jalan kami belum pernah tercium aspal hitam sejak zaman transmigrasi dulu. Setiap hujan, jalan berubah menjadi lumpur dalam. Kami benar-benar kesulitan untuk beraktivitas,” keluh Rofikoh Yulianti, warga Mukti Lincir, Senin (24/11/2025).

Ia menegaskan, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses keluar-masuk desa, sehingga kerusakan parah yang terjadi berdampak langsung pada ekonomi, pendidikan, serta kebutuhan dasar masyarakat.

“Harapan kami kepada pemerintah daerah Aceh Singkil, mohon berikan solusi nyata. Kami sangat membutuhkan pengaspalan karena jalan ini vital bagi kehidupan warga Mukti Lincir dan desa sekitar,” tambahnya.

Upaya warga untuk mendapatkan perbaikan jalan bukan tidak pernah dilakukan. Menurut informasi, akses Mukti Lincir–Sumber Mukti telah berulang kali diusulkan dalam Musrenbang kecamatan hingga kabupaten, namun tak pernah masuk dalam prioritas anggaran.

Kini, dengan kondisi yang semakin parah, warga berharap pemerintah daerah tidak lagi menutup mata.

“Mudah-mudahan setelah melihat kondisi langsung, ada hati pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pembangunan jalan ini,” tutup warga penuh harap.

Kondisi akses yang kian rusak berat ini dinilai sangat mendesak untuk ditangani, mengingat perannya sebagai jalur vital bagi ribuan masyarakat yang menggantungkan hidup pada kelancaran transportasi di wilayah tersebut. (Ramli Manik)