Viral: Siswa SMP Negeri 04 Gunung Meriah Dikeluarkan karena Dianggap Nakal

Newscyber.id l Singkil, 24 Oktober 2024 – Kasus yang menimpa seorang siswa kelas III SMP Negeri 04 Sanggaberru, Kecamatan Gunung Meriah, viral di media. Raslo Rivandi Sihotang, seorang siswa berusia 15 tahun, dikeluarkan dari sekolah karena dinilai nakal oleh pihak sekolah.
Orang tua Raslo, Sihotang, mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut. “Saya akui anak saya memang agak nakal, tapi apakah pantas dikeluarkan hanya karena itu? Bagaimana masa depan anak saya jika tidak bisa melanjutkan sekolah?” ujarnya penuh harap.
Keputusan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk pemerhati pendidikan Aceh Singkil. Mereka menyayangkan tindakan sekolah yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan. Menurut salah satu pemerhati pendidikan, “Tugas sekolah adalah membimbing dan mendidik, bukan mengeluarkan siswa hanya karena kenakalan. Ini jelas bertentangan dengan prinsip pendidikan karakter.”
Kasus ini juga menuai kritik dari masyarakat. Beberapa warga yang dihubungi media menyebut tindakan sekolah sebagai pelanggaran terhadap hak anak. “Kalau tidak mampu mendidik anak, guru harus mundur, bukan malah mengeluarkan siswa,” ungkap salah satu warga.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil, Sugiharto, menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil kepala sekolah untuk meminta klarifikasi terkait keputusan tersebut. “Kami akan mengecek kebenaran informasi ini, apakah anak tersebut dikeluarkan hanya karena dianggap nakal,” ujarnya.
Seorang guru konseling di sekolah tersebut, Muamar, mengungkapkan bahwa masalah Raslo lebih kompleks daripada sekadar kenakalan. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut dengan alasan kerahasiaan.
Tindakan pengeluaran siswa ini dinilai bertentangan dengan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Perlindungan Anak, yang menjamin hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Keputusan sekolah untuk mengeluarkan Raslo, meskipun didukung oleh komite sekolah, dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk diskriminasi yang dapat mengancam masa depannya.
Kasus ini kini sedang menjadi perhatian pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan Aceh Singkil dan pengawas SMP setempat.
(Ramlimanik)