Darurat Bencana Berlanjut, Warga Aceh Singkil Kini Hadapi “Darurat BBM”
Newscyber.id l Aceh Singkil — Setelah banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, termasuk Aceh, Sumut, dan Sumbar, dampaknya tidak hanya merusak infrastruktur dan memukul sendi kehidupan sosial masyarakat, tetapi juga membuat aktivitas perekonomian lumpuh. Kabupaten Aceh Singkil yang telah menetapkan status Darurat Bencana sejak beberapa hari lalu, kini turut menghadapi persoalan baru yang tak kalah genting: Darurat BBM.
Awalnya, kelangkaan BBM terjadi karena pasokan terhambat akibat kerusakan jalan dan jembatan yang menjadi jalur distribusi utama. Namun kondisi itu kini berubah menjadi antrean panjang yang sulit ditembus. Ribuan kendaraan, terutama sepeda motor, memadati SPBU hingga mengular ratusan meter bahkan mencapai kilometer.
Sejak subuh tadi, antrean terlihat semakin semrawut. Para pengendara yang sudah menunggu lebih dari enam jam masih belum mendekati nozzle pengisian. Suasana di SPBU digambarkan bak “ikan berebut makanan”, dengan warga saling merangsek untuk mendapatkan BBM.
Menurut para pengendara yang sudah mengantre sejak beberapa hari lalu, kekacauan terjadi karena kurangnya ketertiban dan pengawasan. Meski aparat keamanan ada di lokasi, pengaturan dinilai belum maksimal sehingga pengendara sepeda motor terus memadati jalur pengisian. Akibatnya, mobil tidak bisa bergerak karena jalur tertutup penuh oleh sepeda motor.
Situasi semakin diperparah oleh kehadiran oknum pelangsir yang diduga beberapa kali berhasil mengisi ulang BBM. Walau aparat TNI juga terlihat membantu, kondisi di lapangan masih sulit dinetralkan. Beberapa insiden kecil pun sempat terjadi sehingga menambah kericuhan.
Di sisi lain, banyak kendaraan kehabisan BBM di tengah jalan dan terpaksa didorong. Para pekerja kesulitan berangkat kerja, ASN terhambat, anak sekolah tidak bisa pergi ke sekolah, dan transportasi umum lumpuh karena waktu lebih banyak dihabiskan untuk mengantre di SPBU daripada menuju lokasi tujuan.
Melihat situasi yang kian genting, masyarakat berharap pemerintah segera hadir dengan langkah cepat, tegas, dan terukur. Harapan semakin besar setelah kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Aceh Singkil, meski berlangsung singkat.
Warga meminta pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menurunkan tim pengamanan yang lebih efektif dalam mengatur jalur antrean, melibatkan dinas perhubungan untuk pengaturan lalu lintas, serta mengeluarkan imbauan atau surat edaran agar harga BBM tidak dinaikkan oleh pengecer. Penindakan tegas terhadap oknum yang menjual BBM dengan harga tinggi juga dinilai penting untuk mencegah spekulan mengambil keuntungan di tengah kesulitan.
Saat ini “panic buying” melanda warga yang khawatir tidak mendapatkan BBM, mengingat bahan bakar adalah kebutuhan vital yang menjadi penunjang utama seluruh aktivitas dan pekerjaan.
(Ramli Manik)




