Sosialisasi Migrasi Aman 2025 di Aceh Singkil Tuai Polemik: Peserta Pulang karena Tidak Bisa Masuk Ruangan

Sosialisasi Migrasi Aman 2025 di Aceh Singkil Tuai Polemik: Peserta Pulang karena Tidak Bisa Masuk Ruangan
Foto Sosialisasi Migrasi Aman 2025 di Aceh Singkil Tuai Polemik: Peserta Pulang karena Tidak Bisa Masuk Ruangan

Newscyber.id l Senin, 23 Juni 2025 – Aceh Singkil. Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Non Prosedural dan Migrasi Aman Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Aceh Singkil menuai kritik tajam dari peserta. Acara yang berlangsung di Hotel Alvia, Pulo Sarok, dinilai tidak terorganisir dengan baik, hingga menyebabkan sejumlah undangan, termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas, terpaksa pulang tanpa mengikuti kegiatan.

Dalam undangan resmi, nama-nama peserta seperti Babinsa dari Koramil dan Bhabinkamtibmas dari Polsek setempat telah dicantumkan, namun jumlah kuota peserta tidak dijelaskan secara rinci. Akibatnya, banyak undangan yang tidak dapat memasuki ruangan karena keterbatasan kapasitas tempat acara.

“Sosialisasi seperti ini seharusnya menjadi sarana edukasi penting bagi seluruh elemen masyarakat. Tapi sayangnya, penyelenggaraan kali ini justru mengecewakan,” ujar salah satu kepala desa yang hadir. Ia mengungkapkan rasa malu karena rekan-rekan dari TNI dan Polri yang diundang di desanya tidak dapat mengikuti acara.

Kekecewaan juga datang dari kalangan media. Undangan yang dilayangkan hanya menyebut “media” tanpa mencantumkan nama instansi atau individu yang dimaksud. Hal ini membuat sejumlah insan pers merasa tidak dihargai dan bingung terkait peran mereka dalam kegiatan tersebut.

Saat dikonfirmasi, Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Singkil, Jefri Mahardika, S.Stp, menjelaskan bahwa pihaknya hanya menindaklanjuti instruksi dari Bupati dan tidak mengetahui detail teknis pelaksanaan kegiatan.

Menanggapi situasi ini, Bupati Aceh Singkil menyayangkan kekacauan yang terjadi. Ia menegaskan pentingnya sinergi antarlembaga dan mengingatkan agar tidak semua masalah dibebankan kepada dirinya.

"Saya sebagai Bupati terus bekerja tanpa lelah hingga ke Jakarta dan Banda Aceh untuk memperjuangkan kepentingan daerah. Hal-hal teknis seperti ini seharusnya bisa diselesaikan oleh dinas terkait," tegasnya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran BP3MI Provinsi Aceh, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Kepala DPMK, perwakilan dari Polres Aceh Singkil, serta para kepala desa dari berbagai kecamatan.

Insiden ini diharapkan menjadi evaluasi serius bagi penyelenggara kegiatan pemerintahan, agar kegiatan sosialisasi yang bertujuan mulia tidak justru meninggalkan kesan negatif di tengah masyarakat.

(Ramli Manik)