Keadaan Palestina Sekarang

Serangan udara Israel di Jalur Gaza pada November 2025 menewaskan puluhan warga Palestina dan menyebabkan kerusakan luas. Krisis kemanusiaan memburuk di tengah tuduhan spionase antara Iran, Israel, dan AS. Komunitas internasional menyerukan gencatan senjata, tetapi eskalasi masih berlanjut.

Keadaan Palestina Sekarang
sekelompok warga Palestina, termasuk anak-anak, berada di tengah puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara.
Aceh singkil

Aceh singkil

NewsCyber.id — Gaza , 20 November 2025.

Ketegangan kembali memuncak di Jalur Gaza dan wilayah sekitarnya setelah serangan udara intensif Israel dilaporkan menewaskan puluhan warga Palestina pada pertengahan November 2025. Serangan yang menyasar kawasan permukiman padat penduduk di Gaza City dan Khan Younis itu memicu gelombang kecaman internasional serta memperburuk krisis kemanusiaan yang terus memburuk di wilayah tersebut.

Menurut laporan sejumlah lembaga lokal dan internasional, serangan udara terjadi secara bertubi-tubi selama dua malam berturut-turut, menghancurkan rumah-rumah warga, bangunan komersial, serta fasilitas vital lainnya. Tim penyelamat dilaporkan kewalahan mengevakuasi korban karena kerusakan infrastruktur semakin parah dan akses ke sejumlah area tertutup total akibat reruntuhan bangunan.

Sementara itu, otoritas kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa banyak korban yang masih hilang di bawah reruntuhan. Rumah sakit-rumah sakit utama kini berada dalam kondisi kritis akibat kelebihan kapasitas, kekurangan pasokan medis, serta keterbatasan daya listrik yang diperburuk oleh blokade yang terus berlangsung.


Tuduhan Spionase dan Ketegangan Diplomatik

Di tengah meningkatnya kekerasan ini, Iran kembali menuding Israel dan Amerika Serikat terlibat dalam operasi intelijen yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di kawasan. Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengklaim bahwa mereka berhasil membongkar jaringan spionase yang disebut dibiayai oleh dua negara tersebut. Tuduhan ini semakin memicu ketegangan di Timur Tengah, yang sebelumnya sudah berada dalam situasi tidak stabil akibat berbagai konflik regional.

Selain Iran, sejumlah negara Arab lainnya menyerukan intervensi diplomatik internasional yang lebih tegas. Beberapa organisasi kemanusiaan meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan sidang darurat guna membahas peningkatan eskalasi kekerasan dan dampaknya pada warga sipil.


Respons Internasional dan Seruan Gencatan Senjata

Seruan gencatan senjata kembali terdengar dari komunitas global, termasuk dari Uni Eropa dan sejumlah lembaga hak asasi manusia. Mereka menekankan perlunya penghentian kekerasan untuk memungkinkan distribusi bantuan kemanusiaan secara lebih luas.

Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa kedua pihak akan menurunkan intensitas serangan. Situasi terus berkembang dan berpotensi memicu eskalasi lebih besar jika tidak disertai langkah diplomatik yang konkret.


Krisis Kemanusiaan yang Terus Memburuk

Konflik berkepanjangan ini telah menyebabkan jutaan warga Palestina hidup dalam kondisi serba kekurangan. Blokade yang berlangsung lama telah menekan laju distribusi kebutuhan pokok, sementara serangan terbaru memperburuk kondisi permukiman dan layanan dasar.
Banyak keluarga dipaksa mengungsi ke wilayah yang dianggap lebih aman, meskipun pada kenyataannya hampir tidak ada tempat yang benar-benar terlindungi dari serangan.

Organisasi internasional memperingatkan bahwa tanpa bantuan segera dan akses kemanusiaan yang memadai, situasi dapat berubah menjadi bencana kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.


Penutup

Konflik yang terus meningkat di Palestina kembali menjadi perhatian dunia, terutama karena dampaknya terhadap warga sipil yang tidak pernah luput dari penderitaan. Meski tekanan internasional meningkat, penyelesaian konflik masih jauh dari kepastian. Situasi di lapangan terus berubah, menandakan bahwa krisis ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

(Ragil)