SPBU Lipat Kajang Larang Peliputan Saat Antrian Mengular, Warga Curiga Ada Praktik Penimbunan BBM

SPBU Lipat Kajang Larang Peliputan Saat Antrian Mengular, Warga Curiga Ada Praktik Penimbunan BBM
Aceh singkil

Aceh singkil

Newscyber.id l Singkil, 5 Desember 2025 — Antrian panjang hingga berkilometer kembali terjadi di seluruh SPBU di Kabupaten Aceh Singkil pasca banjir yang melanda wilayah itu. Meski pihak SPBU mengklaim pasokan BBM normal, warga justru mendapati antrean semakin parah setiap hari. Situasi ini memicu kecurigaan adanya dugaan penimbunan atau permainan BBM oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Ansyah, warga Kecamatan Suro, mengungkapkan kegelisahannya. “Setiap hari tangki BBM masuk ke SPBU, tapi antrian malah makin panjang. Ada apa sebenarnya?” ujarnya.

Media Dilarang Meliput, Manager SPBU Menghilang

Tim Media Newscyber Internasional Provinsi Aceh yang melakukan investigasi di SPBU Lipat Kajang justru mendapat perlakuan tidak kooperatif. Saat mengambil gambar, seorang pria berinisial IW yang mengaku sebagai manager SPBU mendatangi awak media dan melarang segala bentuk peliputan.

Kericuhan sempat terjadi ketika IW mempersoalkan pengambilan dokumentasi. Tidak lama kemudian, Ramli Manik—yang juga berada di lokasi—datang dan meminta awak media menunjukkan surat peliputan. Namun, warga yang sudah berhari-hari mengantre justru meneriaki IW karena dianggap menghalangi media untuk mengungkap persoalan antrian panjang tersebut. IW kemudian meninggalkan lokasi dan tidak terlihat lagi hingga berita ini diturunkan.

Pembatasan Pembelian Semakin Membebani Warga

Di tengah kekacauan antrian, aturan pengisian BBM bagi masyarakat juga berubah-ubah. Ibu M, warga Desa Bukit Harapan, mengaku kecewa karena batas pembelian BBM untuk kendaraan roda dua tiba-tiba diturunkan.

“Tadi pagi sampai siang kami masih bisa isi Rp50 ribu. Tapi setelah salat Jumat, mendadak dibatasi hanya Rp20 ribu. Bagaimana kami mau beraktivitas?” ujarnya.

Keluhan serupa datang dari M. Nuh Bancin, warga Desa Lae Gambir, daerah yang tergolong masih tertinggal. “Isi Rp20 ribu itu hanya cukup pulang-pergi ke desa. Sampai di rumah sudah habis, tidak bisa ke kebun. Untuk dapat Rp20 ribu itu pun saya harus antri tiga hari,” katanya.

Akses Jalan Lumpuh Total

Situasi diperparah dengan lumpuhnya akses jalan dari dan menuju Lipat Kajang, baik arah Tapanuli Tengah maupun Danau Paris. Antrian kendaraan yang mengular membuat ruas jalan tidak bisa dilewati sama sekali. Kondisi ini membuat distribusi logistik dan aktivitas masyarakat terhenti total.

Warga Mendesak Pemerintah dan Aparat Bertindak

Masyarakat Aceh Singkil meminta pemerintah daerah bersama aparat kepolisian turun tangan untuk mengurai antrian, memastikan distribusi BBM berjalan transparan, serta menindak tegas jika benar ada permainan penimbunan BBM di SPBU.

“Kami sudah sangat lelah. Pemerintah harus segera bertindak sebelum situasi makin kacau,” ujar sejumlah warga di lokasi antrian.

Ramli Manik