Ketua LAKI DPC Aceh Singkil Soroti Masalah Air Bersih di Desa Pemuka dan Sukadamai

Newscyber.id l Aceh Singkil, 25 Juli 2024 - Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) DPC Aceh Singkil, Jaruddin, MM, atau yang akrab dipanggil Jarod, menyoroti kondisi air bersih di Desa Pemuka dan Sukadamai, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Menurutnya, kualitas air bersih di desa-desa tersebut sangat buruk dan telah menyebabkan dampak serius bagi kesehatan masyarakat setempat.
Jarod menyatakan bahwa air bersih sebagai kebutuhan primer warga sangat tidak layak untuk dikonsumsi. "Airnya berwarna merah, berbau, dan bercampur lumpur, sehingga berakibat fatal hingga menyebabkan timbulnya penyakit," ujarnya.
Selain itu, Jarod menegaskan bahwa penyaluran air bersih tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Ia menyoroti pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan-perusahaan perkebunan yang beroperasi di daerah tersebut. Menurutnya, perusahaan memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk turut serta dalam mencarikan solusi agar masyarakat dapat mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
"Dana CSR dari perusahaan-perusahaan di lokasi dua desa tersebut seharusnya bisa digunakan untuk menangani keluhan warga terhadap kebutuhan air bersih dengan cara mengoperasikan dua unit mobil air secara rutin," kata Jarod. Ia menambahkan bahwa perusahaan besar di belakang rumah warga seharusnya membantu masyarakat untuk mengambil air bersih dari Rimo Handel menggunakan mobil air dan menyalurkannya ke rumah-rumah warga.
Kelangkaan air bersih di Desa Sukadamai dan Pemuka ini, menurut Jarod, dapat teratasi dengan cepat melalui kerja sama berkelanjutan antara perusahaan setempat dan masyarakat. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang PT dan PP nomor 47 tahun 2012 tentang besaran anggaran dana CSR yang tidak melebihi 4 persen, perusahaan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Konsumsi air berlumpur saat ini bisa menghancurkan generasi dua puluh tahun yang akan datang. Saat ini pemerintah Aceh Singkil sedang gencar-gencarnya mengajak masyarakat untuk hidup sehat, namun bagaimana dengan warga yang mengkonsumsi air bercampur lumpur?" tanya Jarod.
Ia menambahkan bahwa CSR perusahaan dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk pembangunan halte, tetapi juga untuk kesehatan masyarakat dan program sosial lainnya. "Dengan mengoperasikan dua unit mobil tangki air sumber dana CSR secara tepat, perusahaan bisa memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar operasional mereka," tegas Jarod.
Melaksanakan penyaluran air bersih melalui mobil tangki air dan menyampaikan langsung ke rumah warga adalah menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan yang sangat membantu mengatasi keluhan warga. Apa yang disampaikan Ketua DPC LAKI Aceh Singkil, yang juga Ketua REPRO Relawan Prabowo DPW Aceh, diharapkan bisa menjadi dorongan bagi perusahaan-perusahaan di Kabupaten Singkil untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, serta berperan aktif.
Laskar Anti Korupsi Indonesia senantiasa berkomitmen untuk kebaikan kesehatan dan kemajuan bersama menuju masa depan Aceh Singkil yang lebih baik. Oleh karena itu, Jarod mendesak perusahaan untuk segera mengambil langkah konkret dan inisiatif agar masyarakat tidak lagi terbebani dengan air bercampur lumpur.
(**Ketua LAKI DPC Aceh Singkil Soroti Masalah Air Bersih di Desa Pemuka dan Sukadamai**
Aceh Singkil, 25 Juli 2024 - Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) DPC Aceh Singkil, Jaruddin, MM, atau yang akrab dipanggil Jarod, menyoroti kondisi air bersih di Desa Pemuka dan Sukadamai, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Menurutnya, kualitas air bersih di desa-desa tersebut sangat buruk dan telah menyebabkan dampak serius bagi kesehatan masyarakat setempat.
Jarod menyatakan bahwa air bersih sebagai kebutuhan primer warga sangat tidak layak untuk dikonsumsi. "Airnya berwarna merah, berbau, dan bercampur lumpur, sehingga berakibat fatal hingga menyebabkan timbulnya penyakit," ujarnya.
Selain itu, Jarod menegaskan bahwa penyaluran air bersih tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Ia menyoroti pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan-perusahaan perkebunan yang beroperasi di daerah tersebut. Menurutnya, perusahaan memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk turut serta dalam mencarikan solusi agar masyarakat dapat mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
"Dana CSR dari perusahaan-perusahaan di lokasi dua desa tersebut seharusnya bisa digunakan untuk menangani keluhan warga terhadap kebutuhan air bersih dengan cara mengoperasikan dua unit mobil air secara rutin," kata Jarod. Ia menambahkan bahwa perusahaan besar di belakang rumah warga seharusnya membantu masyarakat untuk mengambil air bersih dari Rimo Handel menggunakan mobil air dan menyalurkannya ke rumah-rumah warga.
Kelangkaan air bersih di Desa Sukadamai dan Pemuka ini, menurut Jarod, dapat teratasi dengan cepat melalui kerja sama berkelanjutan antara perusahaan setempat dan masyarakat. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang PT dan PP nomor 47 tahun 2012 tentang besaran anggaran dana CSR yang tidak melebihi 4 persen, perusahaan dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Konsumsi air berlumpur saat ini bisa menghancurkan generasi dua puluh tahun yang akan datang. Saat ini pemerintah Aceh Singkil sedang gencar-gencarnya mengajak masyarakat untuk hidup sehat, namun bagaimana dengan warga yang mengkonsumsi air bercampur lumpur?" tanya Jarod.
Ia menambahkan bahwa CSR perusahaan dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk pembangunan halte, tetapi juga untuk kesehatan masyarakat dan program sosial lainnya. "Dengan mengoperasikan dua unit mobil tangki air sumber dana CSR secara tepat, perusahaan bisa memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar operasional mereka," tegas Jarod.
Melaksanakan penyaluran air bersih melalui mobil tangki air dan menyampaikan langsung ke rumah warga adalah menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan yang sangat membantu mengatasi keluhan warga. Apa yang disampaikan Ketua DPC LAKI Aceh Singkil, yang juga Ketua REPRO Relawan Prabowo DPW Aceh, diharapkan bisa menjadi dorongan bagi perusahaan-perusahaan di Kabupaten Singkil untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, serta berperan aktif.
Laskar Anti Korupsi Indonesia senantiasa berkomitmen untuk kebaikan kesehatan dan kemajuan bersama menuju masa depan Aceh Singkil yang lebih baik. Oleh karena itu, Jarod mendesak perusahaan untuk segera mengambil langkah konkret dan inisiatif agar masyarakat tidak lagi terbebani dengan air bercampur lumpur.
(Ramli)