HARGA BITCOIN TERJUN KE 89.000 USD DI TENGAH TEKANAN GLOBAL

Harga Bitcoin (BTC) kembali merosot tajam pada 18 November 2025, menyentuh level 89.000 USD setelah turun 5% dalam 24 jam terakhir dan 15% dalam satu minggu.

HARGA BITCOIN TERJUN KE 89.000 USD DI TENGAH TEKANAN GLOBAL
Bitcoin Turun Di Tengah Tekanan Global, Menyentuh Level 89.000 USD Setelah Turun 5% Dalam 24 Jam Terakhir.
Aceh singkil

Aceh singkil

NewsCyber.id - Batam, 18 November 2025 – Harga Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan penurunan signifikan pada perdagangan hari ini, jatuh ke level terendahnya dalam beberapa bulan terakhir di sekitar 89.000 USD per koin. Penurunan ini terjadi di tengah sentimen pasar yang masih lesu, dipicu oleh berbagai faktor ekonomi global dan regulasi yang ketat terhadap aset kripto.

Menurut data dari CoinMarketCap, Bitcoin mengalami penurunan sekitar 5% dalam 24 jam terakhir, dengan volume perdagangan harian mencapai lebih dari 50 miliar USD. Harga tertinggi hari ini sempat menyentuh 92.000 USD sebelum akhirnya anjlok ke 89.000 USD pada pukul 15:00 WIB. Ini menandai penurunan kumulatif sebesar 15% dalam seminggu terakhir, menjadikan Bitcoin sebagai salah satu aset yang paling terpukul di pasar kripto.

Faktor Penyebab Penurunan

Analis pasar kripto, termasuk dari platform seperti Binance dan Coinbase, menyoroti beberapa alasan utama di balik penurunan ini:

Kebijakan Moneter Bank Sentral: Federal Reserve AS (The Fed) baru-baru ini mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25% untuk menekan inflasi, yang secara tidak langsung mempengaruhi aliran dana ke aset berisiko seperti kripto. Investor lebih memilih instrumen aman seperti obligasi pemerintah.

Regulasi Kripto di Asia: Pemerintah Cina dan beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, telah memperketat aturan perdagangan kripto. Di Indonesia, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) baru saja mengeluarkan panduan baru yang membatasi leverage trading untuk Bitcoin, yang memicu aksi jual massal.

Makroekonomi Global: Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ketidakpastian ekonomi di Eropa, termasuk potensi resesi di zona euro, telah mendorong investor untuk mengurangi eksposur pada aset volatil.

Dampak terhadap Pasar Kripto dan Investor Lokal

Penurunan Bitcoin ini juga berdampak pada altcoin lainnya, seperti Ethereum yang turun 7% ke level 3.200 USD, dan Dogecoin yang anjlok 10%. Di Indonesia, khususnya di Batam sebagai pusat perdagangan digital, banyak investor ritel melaporkan kerugian signifikan. Platform lokal seperti Indodax dan Tokocrypto mencatat peningkatan volume penjualan BTC, dengan beberapa trader mengaku menunggu momentum rebound.

"Penurunan ini memang menyakitkan, tapi ini adalah siklus normal pasar kripto. Investor jangka panjang sebaiknya tetap tenang dan fokus pada fundamental," kata Ahmad Fauzi, seorang analis kripto dari Jakarta, dalam wawancara dengan Batam24.com.

Prediksi Masa Depan

Para ahli seperti Cathie Wood dari ARK Invest memperkirakan bahwa Bitcoin bisa rebound jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneter pada kuartal pertama 2026. Namun, jika penurunan berlanjut, level support berikutnya mungkin di 80.000 USD. Sementara itu, adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran di beberapa negara seperti El Salvador tetap kuat, yang bisa menjadi penyangga jangka panjang.

Untuk informasi lebih lanjut, investor disarankan untuk mengikuti perkembangan dari sumber terpercaya seperti CoinDesk atau situs resmi Bappebti. Batam24.com akan terus memantau perkembangan harga Bitcoin dan dampaknya terhadap ekonomi digital di Indonesia.

(Ragil)