Prihatin, 80 Tahun Indonesia Merdeka, Desa Guha Masih Hidup dalam Gelap Tanpa Jalan dan Listrik
Newscyber.id l Singkil, 18 Agustus 2025 – Saat seluruh penjuru negeri bersuka cita merayakan 80 tahun Indonesia merdeka, kisah lain datang dari Desa Guha, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil. Alih-alih merasakan kemerdekaan, masyarakat di desa ini justru masih bergelut dengan derita panjang: tanpa jalan layak dan tanpa aliran listrik.
Desa Guha bagaikan terasing dari hingar bingar pembangunan. Anak-anak yang ingin bersekolah harus dititipkan ke desa tetangga karena di Guha tidak tersedia fasilitas pendidikan dasar yang memadai. Malam hari, desa ini gelap gulita, hanya diterangi lampu minyak seadanya.
Meski demikian, semangat nasionalisme warga Guha tetap berkobar. “Kami cinta tanah air, Pak. Walaupun hidup kami jauh dari kata layak, bendera Merah Putih tetap kami kibarkan. Itu bukti kami masih punya Indonesia di hati,” tutur Ibu Iren, salah seorang warga, dengan mata berkaca-kaca.
Kepala Desa Guha, D. Padang, mengungkapkan kekecewaannya terhadap janji-janji pembangunan yang tak kunjung terwujud. “Kalau pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten benar-benar menganggap kami bagian dari NKRI, pasti keadaan ini tidak terjadi. Tahun 2016, TMMD membuka akses jalan pertama ke sini. Setelah itu? Tidak ada lagi. Tidak ada aspal, tidak ada listrik. Yang ada hanya janji politik setiap kali pemilu,” ungkapnya getir.
Senada, Hojor Manik, warga lainnya, menegaskan bahwa masyarakat Guha tidak menuntut muluk-muluk. “Kami tidak minta sembako, tidak minta beras murah. Kami hanya ingin jalan diaspal, listrik masuk ke desa kami. Itu saja. Apa artinya merdeka kalau gelap dan terisolir?” katanya.
Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi Desa Guha benar-benar memprihatinkan. Akses transportasi buruk, perekonomian sulit bergerak, dan masyarakat terisolasi dari denyut pembangunan. Di tengah era digital dan teknologi maju, mereka seakan hidup di luar peta Indonesia.
Warga Desa Guha kini menggantungkan harapan besar pada pemerintah. Mereka berharap Presiden RI, Gubernur Aceh, hingga Bupati Aceh Singkil menurunkan tim untuk melihat langsung kondisi lapangan. “Kami ingin merdeka yang sesungguhnya, bukan sekadar perayaan,” pungkas Ramli Manik, tokoh masyarakat setempat. (Ramli Manik)